Annyeonghaseyo...

Tempat berbagi ketika dunia fana hanya menjadi "masa yang tertinggal"

HERE...I Am

Di sini, aku mengulanginya lagi. Duduk, termenung sendiri di bawah pohon rindang yang menjadi tempat favorit kami. Akh, tidak! Lebih tepatnya tempat favoritku karena aku tidak pernah tahu apakah ia juga menyukai tempat ini. Ia tidak pernah lagi datang. Hilang...tanpa kabar dan kepastian. Tidak memberiku waktu untuk bisa menerima semua penjelasan kepergian dirinya. Membuatku menunggu suatu harapan,...meski aku tahu kemungkinannya akan sangat kecil sekali. Tetapi jauh di lubuk hatiku, aku masih percaya bahwa harapan kecil itu yang nantinya akan membuka jalan bagi kami. Hanya saja aku tidak tahu harus sampai kapan menunggu. Perlahan rintik air turun membasahi jalanan. Gerimis. Aku menenggakkan kepala ke atas, melihat, dan seolah menyambut rintikan air lembut yang meluncur halus dari langit. Sambil memejamkan mata, ku tadahkan kedua telapak tangan. Menampung, mencoba menggenggam air yang ada di tangan. Sulit. Ketika aku genggam, airnya justru tumpah ruah tanpa arah. Tetapi...aku bisa merasakannya. Dingin, mengalir. Membasahi telapak tangan yang kering akan harapang kosong. Ya...Aku menyadari bahwa ini seperti harapan kosong. Aku ingin menggenggamnya agar bisa ku isi dengan harapan-harapan baru, tetapi aku hanya bisa merasakan kehadirannya.
“ Are you crazy?!”, seru seseorang setengah berteriak membuyarkan apa yang sedang kulakukan saat itu. Aku menoleh dan kudapati seorang gadis berambut panjang sebahu yang dikuncir kuda dengan poni menyamping menutupi sebagian dahinya. Aku menatap matanya, lalu...perlahan tersenyum. Gadis tadi mengkerutkan keningnya, menghembuskan napas, kemudian melangkahkan kakinya pergi hendak menjauh. “You...”, aku ingin menahannya di sini bersamaku.. “ Bisakah kau berbagi payung denganku?”. Gadis tadi menoleh. Memiringkan sedikit kepalanya. 
“ Are you crazy?”, dia masih bertanya hal yang sama dan dalam bahasa yang sama, bahasa inggris, dengan pelafalan yang terdengar kaku. 
“ Hahaha...”. Mendengarku tertawa, dia malah semakin mengkerutkan keningnya. “No. Come here”. Aku menggerakkan tanganku memberi isyarat agar dia menghampiriku. Dia masih terdiam di tempatnya berdiri. “Come on. Aku mulai basah kuyup”. 
“ But, my umbrella...it’s doesn’t enough for both of us”, katanya sambil berjalan menghampiriku. 
“ Kalau begitu aku akan membeli payungmu. Kemarilah”, aku merogoh saku jasku bermaksud mengeluarkan dompet. 
“ Akh, Ahjussi! Aku rasa ada sesuatu yang salah dengan otakmu”, mendengarnya bergerutu dalam bahasa yang lain, aku berhenti merogoh dompet. Ku palingkan wajahku kepadanya.
“ Wae?”. Dia menunjukan ekspresi setengah kaget. 
“ Ahjussi,... Kau bisa berbahasa korea?”, katanya sambil berjalan perlahan mendekat. Ku anggukkan kepala. “ Aakh,...kenapa tidak bilang dari tadi. Haah...menyusahkan saja”.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Permata Puthrie

Permata Puthrie
Hallo...Saya Putri, pemilik akun blog yang sedang kalian baca ini... :) Terimakasih y sudah berkunjung dan membaca hasil dari buah pikiran yang tersirat dari tiap goresan katanya ^_^

Popular Posts

People whom follow me